Pengertian Minyak Bumi
Minyak
Bumi (bahasa Inggris: petroleum,
dari bahasa Latin petrus
– karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam,
adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon,
sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi
dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan
setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur
sumber, dan berbagai macam studi lainnya.[1][2] Setelah itu,
minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan
hasilnya berdasarkan titik
didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai
dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang
dibutuhkan untuk membuat plastik
dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang
dan material yang dibutuhkan manusia.[
Sejarah Minyak Bumi
Minyak Bumi
telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih
merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah
ditemukannya mesin
pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan
komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari
tembok dan menara Babylon; ada banyak
lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon).[17] Jumlah minyak
yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat.
Tablet-tablet dari Kerajaan
Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan
untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak
diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.
Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses
untuk mendistilasi minyak
tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih
murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan
segera, pemakaian minyak Bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di
Amerika Utara.[19] Sumur minyak
komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853.
Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia
lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai
produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19.
Pembentukan Minyak Bumi
Ada
tiga jenis bahan bakar fosil yaitu: gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Fosil
adalah sisa tulang-belulang binatang atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah
membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah. Minyak bumi dan Gas Alam berasal
dari pelapukan sisa kehidupan purba yang terpendam bersama air laut dan masuk
ke dalam batuan pasir, lempung, atau gamping. Minyak bumi terbentuk sekitar 2
juta tahun lalu.
Minyak
bumi dikenal dengan sebutan petroleum atau minyak mentah. Kata "Petroleum"
berasal dari bahasa latin yaitu: Petro, berarti "Batuan"
dan Oleum, berarti "Minyak".
Proses
pembentukan minyak bumi terjadi karena endapan sisa zat organik dari hewan laut
dan mikroorganisme yang masuk kerongga pori-pori batuan yang berisi air laut.
Tekanan dan suhu yang tinggi serta adanya bakteri memecah sisa zat organik
menjadi molekul hidrokarbon sederhana berupa minyak bumi akan terpisah dan
terdorong untuk bergerak mencari tempat lain. Minyak dapat terperangkap dalam batuan
sedimen yang kedap atau kadang-kadang merembes keluar permukaan bumi.
Pada
umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam
pergerakannya ke atas. Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini
dilakukan pengeboran.
Pengelolaan Minyak Bumi
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan
berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik
dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah
yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating,
dan blending.
1.
Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran
senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun
campuran tersebut. Minyak mentah mengandung campuran senyawa hidrokarbon yang
memiliki titik didih bervariasi, mulai metana (CH4) yang memiliki
titik didih paling rendah hingga residu yang memiliki titik didih paling tinggi
sehingga tidak teruapkan pada pemanasan. Dengan distilasi ini, minyak mentah
dipanaskan pada suhu 370°C, kemudian uap yang dihasilkan dialirkan dan
diembunkan (dikondensasikan) pada suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan
menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan atau pengembunan disebut
distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut. Mula-mula
minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi
minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi
paraffin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon dengan
jumlah atom C lebih dari 20 atom. Minyak mentah yang menguap pada proses
distilisasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada
suhu yang berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak terkondensasi terus naik
ke bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas alam.
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan)molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh
cracking ini adalah pengubahan minyak solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi
bensin.
Terdapat dua cara proses cracking.
1.
Cara panas (thermal cracking)
adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
2.
Cara katalis (catalytic cracking)
adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum
oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan bensin dalam jumlah besar
dan berkualitas lebih baik. Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana menjadi etena
dan n-oktana.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang
bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih
baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul
sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini disebut juga
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil
menjadi molekul besar. Misalnya, penggabungan senyawa isobutene dengan senyawa
isobutana yang menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut.
a) Copper sweetening dan doctor
treating adalah proses penghilangan pengotor yang menimbulkan bau tidak sedap.
b) Acid treatment adalah proses
penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c) Desulfurizing
(desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsure belerang.
6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending
(pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat
ditambahkan ke dalam proses pengolahannya. Bahan- bahan pencampur tersebut,
antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan methanol. Penambahan zat
aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.
Dampak Minyak Bumi
Karena
minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di
lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia
(Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena
alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa ada secara
natural.
Pemanasan global
Ketika
dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca. Bersamaan
dengan pembakaran batu bara,
pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di
atmosfer. Jumlah CO2 ini meningkat dengan cepat di udara semenjak
adanya revolusi
industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv,
dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.
Ekstraksi
Ekstraksi
minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak Bumi biasanya
diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan senyawa kimia
khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air dan
minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak lingkungan.
Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu keseimbangan
lingkungan di lautan