Senin, 17 Juni 2013

Tugas Manajemen Waktu Menurut Islam

WAKTU
Waktu adalah salah satu nikmat tertinggi yang diberikan Allah kepada Manusia. Sudah sepatutnya manusia memanfaatkannya seefektif dan seefisien mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Karena pentingnya waktu ini maka Allah swt telah bersumpah pada permulaan berbagai surat dalam al-quran yang turun di mekkah dengan berbagai macam bagian dari waktu. Misalnya bersumpah demi waktu malam, demi waktu siang, demi waktu fajar, demi waktu dhuha, dan demi masa. Semisal dalam surat Al-Lail ayat 1-2, Allah berfirman:
وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى ﴿١﴾ وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى ﴿٢
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang.”
Menurut pengertian yang popular di kalangan para mufassirin dan juga dalam perasaan kaum muslimin, apabila Allah bersumpah dengan sesuatu dari ciptaan-Nya, maka hal itu mengandung maksud agar kaum muslimin memperhatikan kepada-Nya dan agar hal tersebut mengingatkan mereka akan besarnya manfaat dan impressinya. Oleh karena itu, barang siapa terluput atau terlena dari suatu amal perbuatan pada salah satunya, maka hendaklah ia berusaha menggantikannya pada saat yang lain.
Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut.
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu-individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak termasuk orang yang merugi, serta mereka bermanfaat bagi orang banyak dengan melakukan aktivitas dakwah dalam banyak tingkatan. Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara optimal mengamalkannya. Dalam kondisi kekinian dimana banyak sekali ragam aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi.
Dalam ajaran Islam, ciri-ciri seorang muslim yang ideal adalah pribadi yang menghargai waktu. Seorang Muslim memiliki kewajiban untuk mengelola waktunya dengan baik. Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam surah Al-Furqan ayat 62 yang berbunyi: “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.”
Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan aktivitas qiyamullail, shaum sunnah, bertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-ilmu syar’i. Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan bermuamalah dengan masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lainnya. Dalam sejarah Rasulullah saw. dan orang-orang Muslim generasi pertama, terungkap bahwa mereka sangat memperhatikan waktu, sehingga mereka mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat dan sebuah peradaban yang mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi. Jika kita sadar bahwa pentingya manajemen waktu, maka tentu kita akan berbuat untuk dunia ini seolah-olah akan hidup abadi, dan berbuat untuk akhirat seolah-olah akan mati esok hari.

Karakteristik waktu

Waktu mempunyai karakteristik khusus yang istimewa. Kita wajib mengerti secara sungguh-sungguh dan wajib mempergunakannya sesuai dengan pancaran cahayanya. Di antara karakteristik waktu adalah sebagai berikut:
a. Cepat habis. Waktu itu berjalan laksana awan dan lari bagaikan angin, baik waktu senang atau suka ria maupun saat susah atau duka cita. Apabila yang sedang dihayati itu hari-hari gembira, maka lewatnya masa itu terasa lebih cepat, sedangkan jika yang dihayati itu waktu prihatin, maka lewatnya masa-masa itu terasa lambat. Namun, pada hakikatnya tidaklah demikian, karena perasaan tersebut hanyalah perasaan orang yang sedang menghayati masa itu sendiri. Kendati umur manusia dalam kehidupan dunia ini cukup panjang, namun pada hakikatnya umur manusia hanya sebentar, selama kesudahan yang hidup itu tibalah saat kematian. Dan tatkala mati telah merenggut, maka tahun-tahun dan masa yang dihayati manusia telah selesai, hingga laksana kejapan mata yang lewat bagaikan kilat yang menyambar.\
b. Waktu yang telah habis tak akan kembali dan tak mungkin dapat diganti. Inilah ciri khas waktu dari berbagai karakteristik khusus waktu. Setiap hari yang berlalu, setiap jam yang habis dan setiap kejapan mata yang telah lewat, tidak mungkin dapat dikembalikan lagi dan tidak mungkin dapat diganti.
c. Modal terbaik bagi manusia. Oleh karena waktu sangat cepat habis, sedangkan yang telah lewat tak akan kembali dan tidak dapat diganti dengan sesuatu pun, maka waktu merupakan modal terbaik. Modal yang paling indah dan paling berharga bagi manusia. Keindahan waktu itu dapat diketahui melalui fakta bahwa waktu merupakan wadah bagi setiap amal perbuatan dan segala produktivitas. Karena itulah, maka secara realistis waktu itu merupakan modal yang sesungguhnya bagi manusia, baik secara individu (perorangan) maupun kolektif atau kelompok masyarakat.

Kiat menyikapi waktu

Kiat yang benar untuk menyikapi waktu menurut Islam, ialah pandangan yang mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa depan secara keseluruhan. Oleh karena itu, manusia wajib melihat, mengisi, dan mempersiapkan ketiga masa tersebut.
a. Wajib melihat masa lalu. Melihat ke masa lalu, dimaksudkan untuk mengambil pelajaran dengan segala peristiwa yang terjadi pada masa tersebut. Menerima nasihat dengan kejadian yang dialami umat saat itu dan sunnatullah terhadapa mereka, sebab masa lalu merupakan wadah peristiwa dan khazanah pelajaran.
b. Melihat masa depan. Melihat ke masa depan memang hal wajib, sebab manusia itu sesuai dengan fitrahnya senantiasa terikat ke masa depan. Ia tak akan dapat melupakannya atau menyembunyikannya di balik kedua telinganya. Sebagaimana manusia itu diberi rezeki ingatan yang menghubungkannya dengan masa lalu dan apa yang terjadi di dalamnya, maka ia pun diberi rezeki upaya menggambarkan masa depan dan apa yang akan diharapkan.
c. Memperhatikan masa kini. Seorang mukmin berkewajiban melihat ke masa lalu untuk mengambil pelajaran, mengambil manfaat, dan mawas diri. Di samping itu, juga perlu melihat masa depan untuk mempersiapkan perbekalan. Maka, ada kewajiban untuk memperhatikan masa kini, yaitu masa di mana secara nyata kita sedang menjalani dan menghayatinya, agar kita dapat menggunakannya sebelum lepas dan tersia-sia.
Setelah kita mengenal karakteristik waktu dan kiat untuk menyikapinya, yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah bagaimana manajemen waktu yang baik menurut Islam. Manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3. Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.
4. Visioner
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5. Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, sebuah persoalan memiliki kaitan dengan persoalan yang lainnya.
6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.
7. Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik. Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.
8. Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.
9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.

Syarat dan perencanaan menyikapi waktu

Landasan-landasan di atas hanya dapat dipenuhi, jika telah memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Disiplin dan Pembiasaan sejak dini
Penanaman disiplin akan waktu, menghargai waktu sejak kecil merupakan hal penting. Dengan demikian, seseorang akan terbiasa untuk mengatur hidupnya secara mandiri dan optimal untuk merencanakan berbagai macam aktivitas. Disiplin terkait dengan ibadah, tidur, makan, termasuk senda gurau. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Berilah istirahat hati karena kalau dipaksakan akan membabi buta.”
2. Memiliki kecerdasan dan kejeniusan
Munculnya indikasi kecerdasan pada seseorang merupakan faktor penting untuk bisa mewujudkan hal di atas.
3. Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif
Untuk melaksanakan manajemen waktu yang optimal, memang perlu ditunjang dengan adanya keinginan yang kuat, tindakan yang terus menerus, aktif, lapang dada, penuh optimisme, berpengetahuan luas, mampu memadukan berbagai pemikiran dan mampu mengendalikan emosi, seperti sedih, berduka dan susah, di samping memiliki budi pekerti dan akhhlak yang tinggi.
4. Memiliki ketrampilan
Pengetahuan yang luas, tanpa diiringi dengan ketrampilan hanya akan menjadi aksi yang tidak kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang yang bisa bekerja dan menekuni bidang pekerjaannya.
Dalam manajemen waktu, tentunya perencanaan merupakan salah satu hal yang penting. Dalam membuat perencanaan, ada enam hal yang harus kita perhatikan, yaitu:
1. Niat yang Kuat
Niat sama artinya dengan motivasi yang kuat. Tanpa adanya niat, kita tidak akan pernah berhasil dalam beramal. Tahun, bulan, atau hari tidak akan pernah menjadi tahun, bulan, atau hari yang berprestasi, jika kita tidak berniat untuk mengisinya dengan amal terbaik dan niat seorang muslim adalah melakukan amal ibadah setiap waktu karena Allah swt. Jika itu yang kita lakukan, semuanya akan memiliki nilai ibadah.
2. Memiliki Tujuan yang Jelas
Tanpa adanya tujuan yang jelas, kita tidak akan fokus melangkah. Makin tidak jelas tujuan dan waktu pencapaiannya maka peluang gagalnya rencana kita akan makin besar. Dan tujuan kita melakukan amal ibadah dalam mengisi waktu-waktu kita adalah berharap ridha Allah swt.
 Pelajari pula teknik membuat rencana dan segera membuat rencana yang matang dan teruji. Buat program dalam bentuk rencana harian, mingguan, dan bulanan.
Di sini penting pula memahami skala prioritas, mana yang harus didahulukan, dan mana pula yang bisa ditunda, mana yang harus di kerjakan, mana pula yang tidak. Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam Fikih Prioritas, mengungkapkan urutan amal yang terpenting diantara yang penting. Patokannya :
 -Sangat Penting dan Sangat Mendesak dikerjakan pada urutan Pertama.
-Tidak Penting dan Sangat Mendesak dikerjakan pada urutan Kedua.
-Sangat Penting dan Tidak Mendesak dikerjakan pada urutan Ketiga.
-Tidak Penting dan Tidak mendesak dikerjakan pada urutan Keempat.
3. Buat Rencana Cadangan
Kita pun harus selalu siap dengan segala kemungkinan tak terduga. Kita merencanakan, tapi Allah yang menentukan. Karena itu, buat rencana B dan C sebagai rencana cadangan jika rencana utama mengalami kegagalan. Insya Allah kita tidak akan kehilangan waktu untuk panik.
4. Rencana atau Program Harus Realistis, Terukur, dan Adil
Hindari membuat rencana yang terlalu tinggi, tidak realistis, dan terlalu sulit dicapai. Program kita pun harus adil dan seimbang. Sebab kita harus menunaikan banyak hak, di mana setiap hak menuntut pemenuhan. Ada hak Allah, hak keluarga, dan hak akal, hak tetangga, hak badan, hak diri.
5. Disiplin dalam Rencana.
Sehebat apapun program dan rencana, tidak akan berarti sama sekali jika kita tidak disiplin melaksanakannya. Karena itu, jangan tergiur oleh kegiatan, kesenangan spontan, atau apa saja yang akan menjauhkan kita dari rencana yang telah disusun.
Selain itu, yang tak kalah penting, lawan dan kalahkan rasa malas. Tidak ada amal yang terlaksana jika kita malas. Malas adalah kendaraan setan. Malas tidak akan mendatangkan apapun, selain kerugian dan kesengsaraan. Ada satu prinsip, “Tiada Prestasi tanpa Disiplin”. Siapa lagi yang dapat memaksa kita untuk sukses selain diri kita sendiri.
6. Sempurnakan Setiap Kali Beramal.
Penyempurnaan adalah tahap akhir yang akan menentukan berkualitas tidak amal ibadah yang kita lakukan. Kita akan mendapatkan yang ‘terbaik’, jika melakukan yang terbaik pula. Dengan merencanakan apa yang akan kita lakukan hari ini, kita akan berjalan di hari-hari ini dengan baik. Sehingga waktu yang terlewati akan bermanfaat sebagai amal ibadah kita hari ini.
Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita inginkan dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain. Misalnya, ada orang yang lebih memfokuskan amalan-amalan untuk bertaqarrub ilallah, tanpa bermu’amalah dengan masyarakat. Ada juga yang lebih mementingkan kegiatan muamalah dengan masyarakat, tetapi mengesampingkan kegiatan amalan ruhiyahnya.
Dari perintah-perintah Allah saw. dan sejarah perjalanan hidup Rasulullah terkandung hikmah yang dalam bagaimana kita sebagai muslim harus menata waktu dengan sebaik-baiknya. Allah swt. telah menunjukkan kepada kita dengan penataan waktu shalat, perjalanan siang dan malam yang sudah tertata dengan baik dan terencana. Itu semua menjadi petunjuk bagi kita bagaimana harus menata waktu ini dengan satu perencanaan dan pelaksanaannya dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dan kemudian melakukan muhasabah sesudah pelaksanaannya, yaitu evaluasi diri atas apa yang telah kita lakukan. Wallahu a’lam.

Sabtu, 15 Juni 2013

Tugas Kimia Laporan Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit



Tugas Kimia
Laporan Praktikum
Larutan Elektrolit & Non Elektrolit




Disusun Oleh
Ketua         : Zaynullah Muhammad aydi
Anggota     :- Abdul Hadi bin Achmad
-         Farida Megarani
-         Hasna Yahya Atamimi
-         Nurul Mutiara Kamal
Kelas          : X-2



Landasan Teori
Larutan menurut sifatnya apakah dapat menghantarkan atau tidak dapat menghantarkan listrik dibagi dua yaitu Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
Larutan Elektrolit adalah zat yang apabila dilarutkan dengan air akan menghasilkan ion - ion yang bergerak bebas dan dapat menghantarkan listrik.
Larutan Elektrolit dibagi menjadi dua yaitu Larutan Elektrolit Kuat dan Larutan Elektrolit Lemah. Larutan Elektrolit kuat apabila disambung dengan elektroda dan dimasukkan ke dalam air maka air akan bergelembung dan lampur menyala terang. Sementara larutan elektrolit lemah hanya akan mendapatkan salah satu kemungkinan di atas yaitu air akan bergelembung atau lampur menyala.
Larutan Non Elektrolit adalah zat yang apabila dilarutkan dengan air tidak akan menghasilkan ion - ion yang bergerak bebas namun tetap menjadi molekul dan tidak dapat menghantarkan listrik. Larutan Non Elektrolit apabila disambung dengan elektroda dan dimasukkan ke dalam air maka air tidak akan bergelembung dan lampu tidak akan menyala










Tujuan Praktikum
Mengklasifikasikan larutan HCl, CH3COOH & C12H22O11 ke golongan Larutan ELektrolit Kuat, Larutan Elektrolit Lemah dan Larutan Non Elektrolit

Pengamatan Praktikum
a.      HCl
HCl atau asam klorida saat disambungkan dengan elektroda dan dimasukkan ke dalam air, lampunya menyala dan airnya bergelembung. Itu berarti HCl adalah Larutan Elektrolit Kuat.
b.      CH3COOH
CH3COOH atau asam cuka saat disambungkan dengan elektroda dan dimasukkan ke dalam air, lampunya menyala dan airnya tidak bergelembung atau sebaliknya. Itu berarti CH3COOH adalah Larutan Elektrolit Lemah.
c.       C12H22O11
C12H22O11 atau gula saat disambungkan dengan elektroda dan dimasukkan ke dalam air, lampunya tidak menyala dan airnya tidak bergelembung. Itu berarti C12H22O11 adalah Larutan Non Elektrolit

Reaksi Ionisasi
HCl → H+ + Cl-
CH3COOH\rightleftharpoons H+ + CH3COO
C12H22O11

Kesimpulan
HCl termasuk ke dalam larutan Elektrolit kuat, sementara CH3COOH termasuk ke dalam Larutan Elektrolit Lemah dan C12H22O11 termasuk ke dalam Larutan Non Elektrolit
Alat yang dibutuhkan
-2 Buah Kabel                          - Kardus untuk alas
-Lampu 5 watt                         - Slotip
-Batrai ukuran sedang                        - Gunting
-Penjepit Buaya                       -Pipet
-Gelas Ukur                             -Gelas

Bahan yang dibutuhkan
-HCl (Asam Klorida)
-CH3COOH (Asam Cuka)
-C12H22O11

Cara Kerja
-Potong salah satu kabel dengan gunting menjadi 2 bagian
-Sambungkan salah satu kabel yang telah dipotong dengan satu sisi lampu dan penjepit buaya
-Sambungkan kabel yang telah dipotong lainnya dengan sisi lain lampu lainnya dan dengan batrai
- Sambungkan kabel yang tidak dipotong dengan batrai dan penjepit buaya
- Rekatkan dengan slotip rangkaian yang telah dibuat di atas kardus yang dijadikan sebagai alas
- Jepit elektroda dengan penjepit buaya lalu masukkan ke dalam HCl, kemudian tulis hasil pengamatannya
- Jepit elektroda dengan penjepit buaya lalu masukkan ke dalam CH3COOH kemudian tulis hasil pengamatannya
- Jepit elektroda dengan penjepit buaya lalu masukkan ke dalam C12H22O11, kemudian tulis hasil pengamatannya

Jumat, 31 Mei 2013

Tes Siaran TV BasaSunda




Miftahudin: Sampuransunpamiarsasadayana. Papendahdeuisarengabdi, Miftahudin Ibrahim dinawarta PGII 1 edisisenen, 1 januari 2013. Pamirsasadayana, ayahacelahaan di daerah UNPAD Dipatiukur. Truknabrak motor nepiheunpenumpanglabuh 3 meter jauhnati motor. Di dinyatosaya reporter HasnaYahya nu badéngawawancarasaksimata.
Hasna: HaturnuhunkaMiftahudin. Pamiarsasadayana, di palihabditosayabapazayanuhadé di wawancarangenaankacalakaan di daerahunpad. Bapa zany kumahacaritanaétatruktiasanabrak motor?
Zayn: Étatruktéhhari dating tiarahsimpang. Kaleresanjalantéhradasepi. Si trukétatéhmajunatarik. Kira – kira 60 km/jam. Teras pas sitruk di payununpad, sitruknabrak motor anunembékaluartikampusunpad.
Hasna: Sahawaékorbanna?
Zayn: Nu naékmotornamaot. Mental tina motor. Nu nyupirantruknanganlukasaeutik. Sarengayadeui 3 jalmianulukaparahkatabraktruk.
Hasna: Ohh, haturnuhunbapa zany tosdiwawancarakuabdi.
Zany: sami – samineng.
Hasna: SakituwawancaraabdisarengBapaZayn. AbdiuwihkeundeuikaMiftahudin.
Miftahudin: Haturnuhunrepoterhasna. Warta tadisekaligusjantenwartapanutup. Hapuntenbilihayahalepatan. Mugiurangtiasapapendah di warta PGII nu payun. Wassalamu’alaikum wr.wb.

Tugas kimia Minyak Bumi


Pengertian Minyak Bumi
Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak Bumi diambil dari sumur minyak di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya.[1][2] Setelah itu, minyak Bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan. Minyak Bumi digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang dibutuhkan manusia.[

















Sejarah Minyak Bumi
Minyak Bumi telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno, dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak Bumi menjadi bahan bakar utama setelah ditemukannya mesin pembakaran dalam, semakin majunya penerbangan komersial, dan meningkatnya penggunaan plastik.
Lebih dari 4000 tahun yang lalu, menurut Herodotus dan Diodorus Siculus, aspal telah digunakan sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon; ada banyak lubang-lubang minyak di dekat Ardericca (dekat Babylon).[17] Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus, salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet-tablet dari Kerajaan Persia Kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan penerangan untuk kalangan menengah-atas menggunakan minyak Bumi. Pada tahun 347, minyak diproduksi dari sumur yang digali dengan bambu di China.
Pada tahun 1850-an, Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak Bumi, sehingga memberikan alternatif yang lebih murah daripada harus menggunakan minyak paus. Maka, dengan segera, pemakaian minyak Bumi untuk keperluan penerangan melonjak drastis di Amerika Utara.[19] Sumur minyak komersial pertama di dunia yang digali terletak di Polandia pada tahun 1853. Pengeboran minyak kemudian berkembang sangat cepat di banyak belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia berkuasa. Perusahaan Branobel yang berpusat di Azerbaijan menguasai produksi minyak dunia pada akhir abad ke-19.














Pembentukan Minyak Bumi
Ada tiga jenis bahan bakar fosil yaitu: gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Fosil adalah sisa tulang-belulang binatang atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah. Minyak bumi dan Gas Alam berasal dari pelapukan sisa kehidupan purba yang terpendam bersama air laut dan masuk ke dalam batuan pasir, lempung, atau gamping. Minyak bumi terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu.
Minyak bumi dikenal dengan sebutan petroleum atau minyak mentah. Kata "Petroleum" berasal dari bahasa latin yaitu: Petro, berarti "Batuan" dan Oleum, berarti "Minyak". 
Proses pembentukan minyak bumi terjadi karena endapan sisa zat organik dari hewan laut dan mikroorganisme yang masuk kerongga pori-pori batuan yang berisi air laut. Tekanan dan suhu yang tinggi serta adanya bakteri memecah sisa zat organik menjadi molekul hidrokarbon sederhana berupa minyak bumi akan terpisah dan terdorong untuk bergerak mencari tempat lain. Minyak dapat terperangkap dalam batuan sedimen yang kedap atau kadang-kadang merembes keluar permukaan bumi.
Pada umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam pergerakannya ke atas. Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini dilakukan pengeboran.

















Pengelolaan Minyak Bumi
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
1.       Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Minyak mentah mengandung campuran senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi, mulai metana (CH4) yang memiliki titik didih paling rendah hingga residu yang memiliki titik didih paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada pemanasan. Dengan distilasi ini, minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C, kemudian uap yang dihasilkan dialirkan dan diembunkan (dikondensasikan) pada suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan atau pengembunan disebut distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung sebagai berikut. Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C sehingga mendidih dan menguap. Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi paraffin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon dengan jumlah atom C lebih dari 20 atom. Minyak mentah yang menguap pada proses distilisasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak terkondensasi terus naik ke bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas alam.
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan)molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh cracking ini adalah pengubahan minyak solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin.
Terdapat dua cara proses cracking.
1.       Cara panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
2.       Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan bensin dalam jumlah besar dan berkualitas lebih baik. Contohnya, pemecahan senyawa n-dekana menjadi etena dan n-oktana.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul sama, tetapi bentuk strukturnya berbeda sehingga proses ini disebut juga isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Misalnya, penggabungan senyawa isobutene dengan senyawa isobutana yang menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut.
a)      Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor yang menimbulkan bau tidak sedap.
b)      Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c)       Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsure belerang.
6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses pengolahannya. Bahan- bahan pencampur tersebut, antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan methanol. Penambahan zat aditif ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.














Dampak Minyak Bumi
Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa ada secara natural.
Pemanasan global
Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2 ini meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya revolusi industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.
Ekstraksi
Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak Bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan